SpongeBob 3

Rabu, 25 Januari 2017

Cerita Misteri Boneka Melody
Hasil gambar untuk boneka melody
*** Melody Kematian PART 6 ( Final Story ) ***
*** Moga Yg Like / Share Makin Sukses , Panjang Umur & Sehat Selalu ***
Petunjuk yang kami dapat hanya nama “ASILIA” entah nama siapa itu tapi kami yakin nama itu adalah nama yang selama ini kami cari,
Dan untungnya kami di untungkan dengan nama itu, ya di perpustakaan kota aku yakin akan mengetahui nama itu nama yang dulu pernah menghiasi composer kota ini, gadis jenius yang mengidap kelainan mental, ASILIA nama yang kadang membuatku sangat geram atas apa yang dia lakukan padaku,.
Hari ini kami menuju ke perpustakaan kota kami focus mencari artikel yang berhubungan dengan nama, dan tragedy kebakaran 6 tahun lalu, setiap artikel yang kami temukan entah kenapa selalu berbanding berbalik seoalah tidak ingin kami menemukan nama itu,
Hingga kami dapati sebuah artikel tentang gadis berbakat yang meninggal akibat api, memang dikatakan ini terjadi sekitar 6 tahun lalu, tapi tak disebutkan ini berlokasi di rumah sakit itu,
Alamat rumah ini pun sangat jelas dan dimiliki oleh pengusaha sebuah alat msuik “Melodies”
Kami pun menuju kesana tempat alamat itu di buat, dan kudapati rumah besar akan tetapi bergaya kuno yang seperti peninggalan belanda,
Alvin menatap mantap pada rumah itu, kami pun beranikan diri melihat rumah itu siapa yang tinggal di dalam rumah ini,
Ketika ku ketuk seorang wanita tua menyambut kami , baik sekali wanita ini, pikirku mengijinkan orang asing masuk,
Kami berbincang bincang perihal rumah unik ini, kami mendapatkan informasi bila sekarang rumah ini menjadi warisan kota dikatakan sang pemilik memberikan ini pada pihak pemerintah karna yakin kelak rumah ini akan menjadi peninggalan sejarah , dan wanita ini adalah wanita yang ditunjuk oleh dewan kota untuk merawat rumah kuno ini,
Kami pun mulai mengajukan perihal seputar rumah ini pada wanita itu, mungkin saja kami mendapatkan informasi yang bagus yang mungkin dapat membantu kami menguak siapa gadis yang bernama “ASILIA” mulai kuajukan pertanyaan padanya,
“maaf sebelumnya bila saya sangat lancang , boleh kah saya tau siapa pemilik rumah ini, maksut ku keluarga penghuni rumah ini dulu?”
Sedikit perasaan curiga kulihat di raut wanita itu,
Dengan senyum khasnya dia menjawab “em, sebenarnya saya tidak tau pasti siapa pemilik dari rumah ini tapi eku pernah mendengar seorang pria ,dan anak gadisnya dulu pernah tinggal di sini?”
Ku tatap wajah Alvin yang tampak sangat serius sembari melihat rumah yang megah ini,
Tapi mendengar jawaban ibu itu , kupikir mungkinkah gadis itu adlah gadis yang menteror kami, tapi kami mencoba menahan rasa pertanyaan itu,
Tak kulihat sebuah foto satupun yang mungkin dapat menjadi petunjuk buatku hingga wanita itu bertanya pada kami,
“maaf bila boleh tau, kalian ada keperluan apa ya datang kesini,”
Saat aku akan menjawab tiba tiba Alvin memotong dan mengatakan bila kedatangan kami hanya sekedar mengagumi rumah yang unik ini, dan alas an kami datang kesini adalah untuk sekedar melihat dan menulis tentang tugas kuliah kami tentang arsitektur,
Aku sempat berfikir , Alvin cepat juga mencari alasan , akhirnya kami meminta ijin untuk sekedar melihat lihat rumah ini itupun bila diijinkan?
Dan memang keberuntungan kami , kami di ijinkan melihat rumah itu, kumulai telusuri masuk dari satu ruangan ke ruangan yang lain, dan tak kudapati sebuah foto satupun hingga kami melihat sebuah piano tua peninggaalan tuan rumah yang masih tampak bagus terpampang di ruang tengah,
Di damping wanita tua itu kami melihat piano itu, Alvin sempat mengutarakan keinginan untuk memainkan piano itu , dan wanita itu mengijinkanya sembari mengatakan “boleh saja asal jangan merusaknya, karna piano itu adalah piano tua dan satu satunya,”
Kami hanya tersenyum melihat kebaikan wanita tua itu,
Alvin mulai memainkanya, tapi kulihat Alvin terus menatap kea rah piano itu dan saat dia selesai dia membisikkan kata padaku “ya, ini adalah piano miliknya, aku masih mencium bau amis sebuah darah”
“kutanyakan pada Alvin dengan membisikkan “artinya ini memang dulu tempat gadis itu berawal dan disini juga semua misteri ini dimulai, apakah piano itu adalah piano tempat kematian pertama gadis itu?””
Kulihat Alvin mengangguk tanda ya?”
Kembali Alvin mengatakan padaku “kita mesti berpencar, kita mesti cari kamar milik gadis itu dan disana pasti ada jawaban tentang kematianya ini,”
Alvin pun mengatakan pada wanita tua itu bila dia ingin membuang air kecil ,
Disaat itu aku mengalihkan pertanyaan dengan seputar ruangan yang indah itu sembari menanyakan sejarah rumah ini yang bergaya milik bangaunan milik belanda,
Dan untungnya wanita itu meladeni segala jenis pertanyaan padaku,
Aku berharap Alvin akan menemukan sesuatu yang kita butuh kan bagaiman semua ini bermula,
Kutanyakan kembali siapa pemilik piano itu apakah anda mengetahuinya ?”
Wanita itu hanya diam dan mengatakan saya tidak tau, piano itu piano milik pemilik rumah mungkin, karna saya juga tidak pernah menanyakan perihal sejarah piano itu,
Kudekati piano itu hingga kudapati memang bau amis darah masih tercium disini, sesekali ku elus piano itu dan kasar dari kayu pahat dalam piano itu seolah menyimpan banyak misteri disini,
15 menit berlalu, wanita itu menanyakan tentang temanku yang tidak kunjung kembali , karna kami takut ketauan, jadi kembali kualihkan lagi pandangan itu kea rah lain, tapi sepertinya wanita itu sudah tidak mau menunggu temanku Alvin, dapat kulihat dari tatapan aneh itu ,
Dan untungnya Alvin sudah kembali dengan wajah pucat dia mengatakan “sepertinya kita harus kembali”
Aku sedikit terkejut melihat keringat bercucuran di dalam keningnya, akhir cerita kami berpamitan dan pergi meninggalkan lokasi itu,
Hingga kudapati Alvin membawa sebuah foto,
Kutanyakan foto apa itu?
Entahlah aku mendapatkan foto ini di salah satu kamar, di album foto, dan aku piker apa kamu mengenalinya sebuah foto mungkin ayah dan anak?”
Ketika kulihat, astaga ya gadis inilah yang aku temui di rumah sakit itu ,,
“gadis yang menuliskan siapa dirinya dengan darah yang keluar dari nadinya itu? Apa ini Asilia??””
Bila benar ini memang dia , artinya buku harian itu benar” Alvin pun bercerita perihal dirinya tadi saat ke kamar kecil,
Saat itu aku menelusuri lantai kedua disana aku melihat sebuah kamar, ketika kubuka kudapati banyak sekali boneka, aku pikir mungkin ini adalah kamar seorang gadis, jadi aku pun masuk ketika kubuka album foto itu kudapati gadis ini selalu menggambar dan mencoret wajah pria ini, aku pikir mungkin pria ini adalah ayahnya, tapi entahlah aku tidak tau , saat itu aku juga melihat sebuah buku harian milik seseorang tidak ada nama dalam buku harian itu, dia hanya mengisahkan tentang kebencian terhadap ayahnya , tak kutemukan juga sebuah kalimat tentang music, aku mulai berfikir bila ayahnya mungkin adalah sumber konflik , kita tidak harus menyelidikinya, tapi kita dapat menyimpulkan gadis ini menyimpan kebencian terhadap ayahnya dan mungkin ada hubunganya dengan 13 bada kematian bukankah nada itu menuliskan tentang arti dari sebuah kematian”
Tiba tiba aku mendapatkan pesan dalam handponku, dan ketika kulihat lisa menghubungiku,
“aku sudah mendengar nada ke 3, sepertinya aku yang selanjutnya,, aku tidak mau mati please tolongin aku?”
Langsung kami menuju ke tempat dimana Lisa berada , aku dan Alvin memacu motor kami dengan kecepatan penuh,
Sesekali aku juga merasakan ke anehan , karna tidak biasanya Lisa meminta kami dating ke sebuah rumah yang belum pernah aku dengar,
Ternyata dugaanku benar rumah itu adalah rumah kosong kami pun mulai masuk dan ketika kudapati masuk mendadak kami tersungkur dengan keadaan setengah sadar aku seolah di serety oleh seseorang ketika kami sadar aku melihat Nila kekasihku terikat di sebuah kursi dengan lap ban menempel di mulutnya ternya Alvin dan aku juga terikat di sebuah kursi,
Kulihat juga sesosok gadis membawa kayu tebal berdiri membelakangi kami, kulihat raut wajah ketakutan nila, dan matanya seolah sudah lama mengeluarkan air mata, ada apa ini,
Ketika sosok itu berbalik rupanya itu adalah lisa, dengan keadaan semrawut aku bertanya “woi, apa yang kau lakukan pada kami?”
Kulihat Lisa tertawa lepas dan mengatakan “seperti yang aku katakan tadi aku sudah mendengar nada ke 3 itu, saat aku selesai jam kuliah tadi, tapi aku berfikir apakah aku yang akan mati selanjutnya, ketika ku berfikir kembali bagaimana kalau salah satu dari kalian aku bunuh mungkin dengan itu tangga kematian akan berubah dan mungkin aku bias melewati tangga kematian dengan catatan ada yang menggantikanku,”
“apa kau sudah gila, kita hadapi ini sama sama, kami temanmu?”
Lisa hanya tersenyum aku berfikir dia benar benar gila,
“teman? Bukankah itu kalimat yang sudah muak aku dengar, kau mengatakan itu pada Audrey, tapi dia tetap tewas,. Kau mengatakan pada dio dan andi mereka juga tewas sekarang kau mengatakan itu padaku , aku tidak mau mati konyol apalagi dengan hantu bodoh, si melodi sial itu. Persetan dengan teman,”
Lisa mengatakan itu, sungguh membuat kami merasakan ke gilaan, dari permainan yang sudah dia bua, sungguh kejam, hingga membuat kami harus saling membunuh,
Alvian tampak diam saja melihat itu, sepertinya kami hanya mampu pasrah,
Hingga aku mendengar kalimat lagi dari Lisa dia mengatakan
“tapi aku bingung siapa yang harus mati untuk menggantikan aku? Em sepertinya kau saja deh”
Lisa menatap tajam kea rah Nila. Ya ampun jangan sampai dia membunuh Nila hanya karna ini, aku pun berteriak aku mohon jangan lakukan itu , ini pasti ada jalan keluarnya aku yakin,?
Kembali lisa hanya tertawa, dan mengatakan, “aku membunuh nila sebenarnya bukan untuk keselamatanku saja tapi aku punya motif lain hahaha”
Apa? Motiv apa??”
Kemudian Lisa menatapku dan mengatakan.
“nino, bukankah kita sudah saling mengenal , lama kita saling bersama apa kamu tidak pernah merasakan perasaanku ha?
Mendengar itu aku terkejut apakah lisa menyukaiku, tapi itu tidak mungkin,
“aku mohon jangan dia , aku tidak tau apapun , bahkan bila aku tau aku juga tidak akan bias menerimamu, aku sudah memiliki seseorang yang aku sayangi nila, jadi jangan lakukan itu aku mohon lis?”
Kulihat nila menangis air mata itu semakin berlinang,
Aku pun tak henti hentinya memohon atas aksi gila lisa terhadapku,
Tapi lisa tetap melanjutkan akan membunuh nila,
Seketika itu “bruakakkaka”
Pintu kamar itu terbuka , “ya ampun dia ada di sini, ya ASilia”
“Asilia yang masih berwajahkan putri menatapa tajam kearah lisa,
Lisa pun tampak terkejut melihat wajah teman kami, dia pun bertanya “putri bukankah kau sudah mati kenapa kau ada disini?”
Seketika itu aku berteriak pada lisa “lisa cepat pergi dia bukan putri tapi dia akan membuinuhmu, lari selamatkan dirimu,
Lisa masih tampak terguncang atas apa yang dia lihat itu, seketika itu raut wajah yang tegang kini menjadi benci, dengan sebilah kayu lisa berlari kea rah sosok itu berniat memukulnya sembari berteriak
“makhluk terkutuk aku akan membunuhmu,”
Tapi dengan cepat Lisa di cekik, dan seketika itu dia di banting, rambut lisa di tarik entah kemana oleh makhluk itu,
Aku mencoba melepaskan diri, dan kulihat Alvin berhasil lebih dahulu melepaskan ikatan tali itu, dia pun melepaskan aku, dan aku pun melepaskan nila, ku peluk nila yang masih tampak syoch itu, kami berlari menelusuri rumah itu dan kami dapati di kamar mandi, Lisa mati dengan kepala seperti terbentur sebuah tembok ya, kini lisa sudah mati di tanganya,
Kulihat Nila tampak histeris dan berteriak “aku tidak mau mati ,, dan berlari meninggalkan aku
Aku pun segera mengejarnya, dan ketika ku tanyakan “ada apa denganmu?”
Dengan nada bergetaran dia mengatakan “aku baru saja mendengar nada itu lagi dan nada itu adlah nada ke 3?”
Jantungku langsung berdetak kencang, sesuatu yang aku takutkan akhirnya terjadi juga , ku peluk dia dan kukatakan , aku tidak akan membiarkanmu mati aku janji, bahkan bila aku yang harus mati, aku pen mengambil sebilah kayu dan memukulkanya ke kepalaku hingga darah mengalir di kepalaku,
Alvin segera menghentikanku dan mengatakan “apa yang kau lakukan apa kau sudah gila?”
Alvin memukulku hingga tergeletak, dalam keadaan itu kami semua sangat ketakutan kukatakan pada Alvin mungkin dengan meninggalnya aku nila akan selamat,
Tapi sekali lagi pukulan Alvin mendarat padaku, dia mengatakan
“ini bukan jawabanya bodoh, lalu selama ini apa kamu akan menyerah setelah melewati semua ini dengan susah paya,”
Aku pun sadar aku melakukan kesalahan yang sudah salah,
Hingga aku terkejut sosok itu muncul kembali dan menatap tajam nila, nila yang tampak ketakutan berlari kearahku dan mengatakan “aku tidak mau mati,,”
Aku pun berdiri dan kukatakan pada makhluk itu, bila kau mau dia mati, kau harus membunuhku terlebih dahulu, Alvin pun juga berdiri dan mengatkan hal yang sama seperti ku tadi,
Bunuh lah kami bila kau ingin membunuh nila?”
Aku pun teringat tunjukkan foto itu, Alvin,
Seketika Alvin pun menunjukkan foto itu, ya kini makhluk itu terpaku menatap foto itu, dan kulihat makhluk itu hanya diam sembari menatap foto itu tampak seperti dia mengingat sesuatu,
Dan kudengar kalimat muncul dari makhluk itu “siapa aku?? Siapa aku, apakah kalian tau siapa aku?”
Dengan tatapan menyedihkan dia menatap kami,
Aku pun mengatakan hentikanlah Asilia, cukup hentikan semua ini aku mohon,
Kembali makhluk itu bertanya padaku “Asilia? Siapa Asilia? Apakah itu namaku? Tapi kenapa aku masih belum ingat semua?”
Hingga Alvin membisikkan kata “sepertinya dia masih memiliki nama lain?
Aku pun teringat ucapan elise, bila mereka memiliki kemiripan , hingga tanpa kami sadar kami menyebutkan nama “Esile”
Alvin bertanya padaku “Esile nama itu apakah nama makhuk itu?”
Ya aku ingat bila nama Elise di balik akan membentuk sebuah nama Esile dan aku pun mengatakanya,
Namamu bukankah “Asilia Esile”
Seketika ekspresi makhluk itu diam, kami berfikir apakah sudah selesai ketika dia sudah tau semuanya rupanya tidak!!
Dia tersenyum kearah kami dan merobek wajah itu hingga wajah putrid menjadi wajah makluk itu. Ya wajah di foto itu,
Dia pun mengatakan dengan nada senang kepada kami “akhirnya aku tau siapa diriku, ayahku yang dulu menyakitiku sudah aku bunuh dan ibuku yang sudah membuatku seperti ini juga sudah aku bunuh, kini kalian semua akan aku bunuh”
Ya, ampun jangan jangan yang membakar rumah sakit itu adalah dia , ya dia yang jahat si Asilia Esile, dia lah yang membunuh pasien semua rumah sakit jiwa itu, dia juga yng membunuh ke dua orang tuanya,
Seketika itu dia ada di hadapan kami, dan berniat mencekik kami, tapi kami berhasil lolos dan segera pergi dari sana, kami terus berlari nila , terus eku genggam tangan itu, hingga tiba tiba nila terjatuh, dan seketika itu makhluk itu menarik kaki nila, aku berusaha menarik tangan itu aku pun ikut terseret.
Di tengah itu Alvin mengejar kami dan mencoba menarik kami, tapi kami terseret,
Hingga dia mulai mencekik nila dengan wajah yang mengerikan itu, kami mencoba menghentikanya, tapi kami berdua terlempar,, hingga menabrak tembok, aku menatap nila yang semakin tampak akan mati, tapi aku sudah berjanji akan menghentikan semua ini, aku harus bias dengan tenaga sisa aku meraih tangan itu dan kutarik tangan kiri tangan yang cacat itu, hingga dia beretriak sukurlah nila berhasil aku selamatkan , seketika itu aku meminta Alvin untuk menarik nila yang masih tampak lemas,
Aku pun sudah mulai geram dengan dia , kulemparkan tas yang berisi semuanya ku mulai mencari bagaiman menghentikan semua ini tapi makhluk itu menyerangku lebih dahulu hingga Alvin berteriak buku nada itu, Bakar buku nada itu, seketika kulihat wajah Makhluk itu melihat tajam ke arah tas itu, dengan tenaga sisa kulempar buku itu ke Alvin dan Alvin segera mengambil buku , makhluk itu melepaskan aku, dan kini menuju ke Alvin sepertinya kehidupan makhluk itu memang ada di buku itu, seketika itu kembali Alvin melemparkan buku itu, aku berusaha berlari, makhluk it uterus mengjarku, hingga aku terjatuh kali ini tamat riwayat kami,.
Kembali aku di cekik dan kali ini dia sangat marah ,
Alvin berusaha menolongku tapi kami tercekik berdua,
Dalam keadaan itu Nila mengambil buku itu dan memukulnya dengan batu, dan benar saja kami terlepas dengan terlihat terluka mahluk itu menghampiri nila , tapi nila terus memukul buku itu, tampak makhluk itu semakin menahan rasa sakit,
Aku pun segera berlari kesana ku ambil sebuah pecahan kaca, dan kutancapkan pada buku itu?
Buku itu terus saja aku tancapkan kaca hingga Alvin membawa korek api, ku bakar buku itu seketika ku bakar buku itu, makhluk itu mulai terbakar dengan semua itu,
Kali ini dia menghilang , aku sungguh berfikir ini semua berakhir hingga rupanya nada itu masih ada dan semakin kencang ya kali ini kami mendengarnya dengan sangat jelas, perlahan kami mulai merasakan dia masih ada disini, darah mulai keluar dari hidung kami,
Alvin berteriak pada kami, ini belum berakhir, foto itu, bakar foto itu, dia akan masih ada selama dia tau siapa dirinya, sesegera mungkin ku bakar foto itu, dan nada itu pun menghilang tapi luka berat yang di alami nila membuatnya jatuh tersungkur ya kami semua mengalami luka yang berat,
Segera mungkin ku bawa nila pergi dari rumah itu, dalam keadaan itu nila pun terjatuh, sepertinya hujan akan turun terlihat dari awan yang terlihat mendung,
“yang, kamu harus bisa semua udah berakhir, ayo berdiri ya aku yakin kita pasti bisa”
“nila hanya menangis dan memang di antara kami bertiga dial ah yang sanagat parah
“kayanya aku akan mati, kepalaku sudah tidak kuat lagi, serasa mati rasa semua tubuhku,
Melihat itu aku pun berniat mengangkat nila walau sebenarnya badanku juga terluka, terlihat Alvin mau menolongku tapi ku katakan padanya “bila aku bisa, aku sudah berjanji akan mendampinginya dalam keadaan apapun jadi aku pasti bisa membawanya pergi dari sini”
Hujan pun turun ku gendong nila dalam keadaan terduyung duyung, Alvin hanya tersenyum, dan mengatakan kalian sanagat beruntung masih dapat meraskan cinta yang begitu hebat,
Seandainya aku juga bisa seperti kalian, tampak senyuman Alvin sangat tulus, tak pernah kulihat Alvin tersenyum seperti itu, kulihat nila sudah tertidur mungkin sudah kelelahan setelah melewati semua ini,
Di hujan yang rintik rintik ini aku bersyukur masih bisa memeluk cinta yang teramat aku sayangi, semoga saja cinta ini akan semakin kuat tak terkalahkan oleh waktu,
Sampailah kami di rumah sakit . ku genggam dan kudampingi nila yang masih lemas tertidur lelap di atas kasur rumah sakit itu, kukatakan padanya, sungguh aku sangat beruntung sesekali kucium keningnya tanda aku sangat mencintaimu,
6 hari setelah kejadian itu…
Aku dan nila akan menghadiri konser pertama Alvin ya setelah kepulanganya dari germany, kini dia akan mengelar konser bertajuk simponia, dan aku sangat beruntung mendapatkan 2 tiket VIP, dan tak kusia siakan aku pergi dengan nila, yang membuatku lebih kagum adalah tema dari konser ini yaitu “FOR LOVE”
Untuk cinta, sepertinya aku tau ini untuk siapa?? Hehe dalam hati aku tersenyum,
Konser pun dimulai, dan di buka dengan sambutan pidato Alvin kepada hadirin,,
“malam ini aku sangat berterima kasih pada tuhan, kepada kedua orang tuaku, kepada para hadirin yang mau datang ke konser pertama saya, dan yang terakhir aku berterima kasih kepada my lovely,
Yang sekarang berada di surga.
Yang ingin aku katakan adalah Cinta,
Pernahkah kalian bertanya tentang apa itu cinta?
Sering kali kita mengenal cinta itu abstrak, tidak ada yang tau dia ada dimana, tapi percayalah bila cinta itu ada dan nyata,
Cinta memang kadang kala misterius tapi semuanya akan berubah ketika kalian mengenalinya, Cinta itu menyakitkan , karna saat kalian mencintai kalian juga harus siap, cepat atau lambat cinta harus pergi, jadi akan semakin menyedihkan bila kalian tidak mengenal cinta,
Di konser pertama saya saya ingin mengatakan bila dulu saya pernah mencintai seseorang yang sanagt luar biasa, kami tertawa menangi bersama, kami berjalan, berlari bahkan sesekali berucap, bila Cinta itu ada
Dan hari ini aku ucapkan terimakasihku kepada kalian dan LAvisa, cinta pertamaku yang harus aku relakan, selamat jalan cinta semoga kau akan bahagia selamanya, “
Mendengar itu aku hanya tertegun dan kutatap nila, nila hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke pundakku dank u bisikkan “mungkin cintaku tak sebesar Alvin pada lavisa, tapi aku pastikan cintaku akan setia sampai nanti”
Nila hanya tersenyum dan kekecup keningnya,
Yang menjadi perhatianku adalah sebuah kursi kosong VIP bertuliskan LAvisa, sepertinya Alvin ingin lavisa datang dan melihat nya disini, aku hanya berharap semoga lavisa dapat bahagia disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH